Dukungan PM Kanada dan Masyarakat Dunia untuk Korban Tsunami Selat Sunda

Turut berduka atas bencana yang menimpa daerah banten dan lampung selatan akibat tsunami yang menerjang pantai anyer. Dan kini sudah memasuki hari ketiga usai kejadian tersebut, data sementara yang berhasil dihimpun oleh posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Senin 24 Desember 2018, tercatat 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang masih dinyatakan hilang dan 11.687 orang mengungsi.
Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah, 69 unit hotel-vila, 60 warung-toko, dan 420 perahu-kapal milik nelayan. Korban dan kerusakan ini terdapat di 5 kabupaten terdampak yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran.
"Jadi, wilayah di Provinsi Banten dan Lampung yang berada di Selat Sunda (terkena imbas tsunami). Daerah pesisir di Kabupaten Pandeglang adalah daerah yang paling banyak jumlah korban dan kerusakannya dibandingkan daerah lain. Kemungkinan data korban dan kerusakan masih akan bertambah," demikian menurut keterangan BNPB per Senin pagi pukul 07.00 WIB.
Di sisi lain, masyarakat internasional pun menyoroti bencana alam ini. Bahkan terdengar sampai telinga para pemimpin dunia.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyampaikan duka cita mendalam kepada Indonesia. Juru bicaranya mengatakan, Guterres merasa sedih akan jatuhnya korban jiwa, luka-luka dan kerusakan yang disebabkan oleh tsunami di Selat Sunda.
Selain itu, sang juru bicara juga menyampaikan bahwa badan dunia itu siap untuk mendukung upaya penyelamatan dan pemulihan yang dipimpin pemerintah Indonesia.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Robert Palladino, mengatakan dalam pernyataan pada hari Minggu, "Kami terus memonitor situasinya dengan cermat dan berkomunikasi secara kontinyu dengan pihak berwenang Indonesia."
Dia menambahkan, sejauh ini tidak ada warga negara AS yang terkena dampak Selat Sunda secara langsung, namun siap membantu apabila diperlukan.

Sumber : Liputan6

Komentar

Postingan populer dari blog ini